Laporan Praktik Budidaya Ayam Broiler
BAB I
Pendahuluan
Ayam potong/ broiler merupakan salah satu ternak yang dibutuhkan
dalam kehidupan masyarakat untuk kebutuhan makan. Usaha ayam pedaging memiliki
kontribusi dalam upaya pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat yang didapatkan dari
protein hewani, maka dari itu permintaan ayam pedaging jumlahmya selalu
meningkat dari waktu ke waktu, dan produknya dapat diterima oleh semua kalangan
masyarakat, harganya pun relatif terjangkau bila dibandingkan dengan harga
daging lainnya, serta memiliki peranan dalam penyediaan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar.
Ayam broiler atau ayam potong adalah salah satu penyumbang
terbesar protein hewani asal ternak dan merupakan komoditas unggulan. Industri
ayam broiler berkembang pesat karena daging ayam menjadi sumber utama menu konsumen.
Daging ayam broiler mudah didapatkan baik dipasar modern maupun tradisional.
1.1 Ruang Lingkup
Ayam Potong/ Broiler yang dipelihara menggunakan
system kandang closed house. Dan memiliki keseluruhan ayam boiler 22 ribu ekor,
dengan angka kematian mencapai 7 – 200 ekor dalam satu priode pemeliharaan.
Untuk lokasi yang digunakan sebagai tempat usahanya berada dihalaman kosong
yang jauh dari pemukiman warga, untuk menghidari bau dan lalat dari lingkungan
sekitar.
1.2 Tujuan
Agar dapat mengetahui cara
usahatani ayam potong / Broiler penyiapan kandang untuk peliharaan ayam broiler dari DOC sampai
dipasarkan. Serta cara mengetahui sitem pemeliharaanya.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari
praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui bagaimana manajeman
pemeliharaan ayam yang baik dan benar, seperti cara persiapan kandang sebelum
ayam masuk, manajeman pakan, obat-obatan, vaksinasi dan juga manajeman
perkandangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Broiler
Ayam broiler di Indonesia baru dikenal menjelang periode 1980-an,
sekalipun galur murninya sudah diketahui pada tahun 1960-an. Akan tetapi, ayam
broiler komersial seperti sekarang ini baru populer pada tahun 1980-an (Rasyaf,
2001). Ayam broiler merupakan suatu ternak unggas hasil dari budidaya yang
bersifat ekonomis dengan pertumbuhan yang cukup cepat dalam menghasilkan daging
yang siap potong dengan lama budidaya yang relatif singkat, baik jenis jantan
atau pun betina (Kanisius, 1986).
Menurut Rasyaf (1999) ayam broiler merupakan ayam pedaging yang
mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1 – 5 minggu. Selanjutnya dijelaskan
bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayam
kampung dewasa yang dipelihara selama 8 bulan. Keunggulan ayam broiler tersebut
didukung oleh sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliputi makanan, temperature
lingkungan dan pemeliharaan. Pada umumnya di Indonasia ayam broiler sudah
dipasarkan pada umur 5- 6 minggu dengan berat 1,3 – 1,6 kg walaupun laju
pertumbuhannya belum maksimum, karena ayam broiler yang sudah berat sulit
dijual (Rasyaf, 1999).
2.2 Perkandangan
Sistem
kendang closed house yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan
organisme lain), dengan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang
terjadi pada ternak. Sistem kendang closed house membuktikan bahwa mampu meningkatkan
performa ternak dan memiliki daya saing yang lebih baik. Dan merupakan suatu
sistem kandang yang sanggup mengeluarkan kelebihan panas, uap air, dan gas-gas
berbahaya (CO, CO2, NH2) yang ada didalam kandang tetapi disisi lain dapat
menyediakan kebutuhan O2 bagi ayam sehingga performa ayam optimal.
2.3 Pakan dan Air Minum
Ternak akan dapat mencapai
tingkat penampilan produksi tertinggi sesuai dengan potensi genetiknya bila
memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkannya. Zat makanan tersebut diperoleh
ternak dengan jalan mengkonsumsi sejumlah makanan (Sutardi,1980). Konsumsi
adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan bila diberikan secara ad
libitum. (Parakkasi, 1999). Konsumsi diperhitungkan dari jumlah makanan yang
dimakan oleh ternak, dimana zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk
mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi hewan tersebut (Tillman et
al. 1991).
Air merupakan senyawa penting
dalam kehidupaan. Dua per tiga bagian tubuh hewan adalah air dengan berbagai
peranan untuk kehidupan (Parakkasi,1999). Menurut Scott et al. (1982) , air
mempunyai fungsi sebagai berikut : (1) zat dasar dari darah, cairan
interseluler dan intraseluler yang bekerja aktif dalam transformasi zat - zat
makanan, (2) penting dalam mengatur suhu tubuh karena air mempunyai sifat
menguap dan specific heat, (3) membantu mempertahankan homeostatis dengan ikut
dalam reaksi dan perubahan fisiologis yang mengontrol pH, tekanan osmotis,
konsentrasi elektrolit. Kandungan air dalam tubuh anak ayam berumur satu minggu
adalah 85%. Pada ayam broiler konsumsi air minum erat hubungannya dengan bobot
badan dan konsumsi ransum. Menurut Ensminger et al (1990) pada umumnya ayam
mengkonsumsi air minum dua kali dari bobot pakan yang dikonsumsi. Konsumsi air
minum juga akan meningkatkan pada saat ayam pada temperature lingkungan yang
tinggi. (May and Lott, 1992). Menurut NRC (1994).
2.4 Manajemen Pemeliharaan
· Persiapan Ternak Broiler
Persiapan yang baik merupakan
modal pertama yang harus dimiliki sebelum mendatangkan bibit ayam broiler yang
akan dipelihara. Tersedianya saran yang lengkap akan memudahkan dalam
pengelolaan secara baik dan sempurna. Persiapan yang diperlukan antara lain yaitu
tersedianya boks atau kandang DOC, boks ini diletakkan di atas lantai kandang,
tirai plastik dipasang pada keempat sisi boks, lampu pemanas digantung 15 cm
dari lantai boks, termometer untuk mengontrol panas bisa digantung atau diikat
pada kandang (Murtidjo, 1987).
Pemeliharaan saat DOC tiba
merupakan awal dari pemeliharaan selanjutnya. DOC yang baru datang biasanya
mengalami stress dan kemunduran kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum
dilakukan setelah DOC beristirahat kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan
pertama kali biasanya diberi tambahan gula jawa sebagai suplai energi.
Pemberian air harus ad libitum (berlebih) dan ditempatkan secara merata
disekitar sumber pemanas. Kandang DOC harus diberi pemanas karena pada umumnya
sistem kekebalan tubuh DOC belum stabil dalam fungsinya. Pada keesokan harinya,
air minum di tambah suplemen (vitamin) dan ransum pakan yang diberikan untuk
DOC harus mengandung kadar protein 23% dan metabolisme energi (ME) 2000-3000
kcal (Ginsono, 1986).
· Periode Starter
Periode starter ayam pedaging
(umur 0-21 hari) merupakan masa pertumbuhan awal bagi ayam pedaging, untuk
beradaptasi dengan lingkungan kandang yang baru. Menurut Rasyaf (2008)
pemilihan DOC dilihat dari :
1) induk yang sehat, agar tidak
membawa penyakit bawaan,
2) anak ayam berdasarkan ukuran
atau bobot yang sama,
3) matanya cerah atau bercahaya
aktif,
4) tidak cacat
secara fisik,
5) tidak ada lekatan tinja di
duburnya.
Pemilihan bibit yang baik
merupakan awal dari penanganan awal DOC saat datang di kandang
yaitu; kandang dibersihkan dengan fumigasi, kandang yang
dilengkapi dengan pemanas buatan (broooder) sebagai pengganti induk, pemanas
harus dinyalakan terlebih dahulu ± 15 menit sebelum DOC datang. DOC di
keluarkan dari kotak untuk di pindah ke brooder, dan diberi minum air gula aren
dan vitamin, dengan tujuan untuk memulihkan tenaga yang terbuang pada waktu
perjalanan, setelah semua DOC dipastikan minum, baru di kasih pakan. Vitamin
dan mineral bertujuan untuk mengurangi cekaman dan membantu memulihkan kesegaran
anak ayam
Pakan yang diberikan berupa
pakan jadi bentuk pakan yaitu crumble. Pakan bentuk crumbel adalah bentuk fisik
ransum berupa pecahan, dapat menghasilkan berat badan lebih besar dibandingkan
tepung komplit.
Penggunaan alas liter dari
sekam padi sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa untuk
daerah dingin ketebalan alas litter tidak lebih dari 8 cm, sedangkan untuk
daerah panas ketebalan alas litternya tidak lebih dari 5 cm. Penggunaan alas
litter yaitu untuk,
1) kemungkinan ayam lepuh dada
lebih sedikit,
2) ayam broiler relatif lebih
tahan,
3) pengelolaan lebih mudah
(Rasyaf, 2008).
Awal pemeliharan semua anak
ayam ditempatkan dalam 1 kandang, kandang yang lain dibiarkan kosong, dengan
alasan supaya suhu ruangan lebih hangat dan mudah dalam pengawasan, pada umur
17 hari dilakukan pemindahan ayam kekandang lain, karena ruangan sudah penuh
(padat). Program pemanas dilakukan sampai umur 21 hari (3 minggu). Fase
brooding dimulai pada umur 1 - 21 hari.
Suhu ruangan 28 – 31oC
dan kelembaban 55 – 60 % sehingga hampir sama dengan kondisi bersama induknya.
Menurut Rasyaf (2008) mengatakan bahwa ayam broiler dapat tumbuh secara optimal
19 – 21oC.
· Periode Finisher
Periode Finisher adalah periode
akhir dimana ayam siap di panen berkisar 5 – 7 minggu, diharapkan berat badan
ayam tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan (Rasyaf, 2008). Ayam umur 22
hari sudah tidak menggunakan pemanas, hanya untuk menyiasati suhu kandang yang
dingin pada waktu malam hari atau waktu cuaca dingin maka tirai samping harus
ditutup rapat. Umur 25 hari bobot badan diperkirakan sudah mencapai 1 kg/ekor,
Angka
mortalitas tinggi ketika memasuki periode finisher, hal ini dikarenakan ayam mengalami
stres, akibat pemanas yang tidak lagi diberikan dan sekam padi sebagai alas
sudah di turunkan, sehingga ayam harus beradaptasi lagi dengan kondisi yang
baru. Hal ini diketahui dari pemeriksaan terhadap ayam
yang mati, tidak ada tanda-tanda ayam sakit, namun di ketahui temboloknya
kosong ( ayam tidak mau makan karena stres).
2.5 Penyakit dan Pencegahan
Vaksinasi ND mutlak harus
dilakukan. Vaksinasi pertama kali harus dilakukan yaitu dengan vaksin in aktif.
Kesehatan ayam harus baik pada saat pemberian vaksin. Dua hari sebelum vaksin
ayam perlu di beri vitamin ekstra seperti vita strong dan vita chik selama 2-5
hari sesudah vaksinasi. Pemberian antibiotik dan vaksinasi dapat mencegah stess
dan efek samping yang merugukan (Yahya, 1980).
2.6 Analisa Usaha Ayam Broiler
Untuk mencapai pembangunan
pertanian pada umumnya dan sektor peternakan khususnya, maka sebagai penunjang
kebutuhan protein hewani yang merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia
perlu di usahakan produktifitas yang maksimal sehingga dapat meningkatkan
pendapatan petani peternak. Dalam upaya pemenuhan protein hewani dan
peningkatan pendapatan peternak, maka pemerintah dan peternak telah berupaya
mendayagunakan sebagian besar sumber komoditi ternak yang dikembangkan,
diantaranya adalah ayam pedaging (broiler). Sebagaimana diketahui ayam broiler
merupakan ternak penghasil daging yang relative lebih cepat dibandingkan dengan
ternak potong lainnya. Hal inilah yang medorong sehingga banyak peternak yang
mengusahakan peternakan ayam broiler ini. Perkembangan tersebut didukung oleh
semakin kuatnya industri hilir seperti perusahaan pembibitan (Breeding Farm),
perusahaan pakan ternak (Feed Mill), perusahaan obat hewan dan peralatan
peternakan (Saragih, 2000).
Titanium Men\'s Wedding Band - Titsboro
ReplyDeleteTita has been offering women wedding band 2018 ford fusion energi titanium members does titanium tarnish for over 30 years to new arrivals titanium granite in our special range of wedding titanium bolts chapels. titanium solvent trap Our service is not only for